Kamis, 06 Desember 2012

0 Porter's Five Forces Framework

Teknik pada kerangka kerja Porter’s Five Forces menguji domain bisnis dengan sesuatu dimana organisasi beroperasi, serta mengenali tekanan bisnis yang menunjang organisasi. Michael Porter membagi sumber potensial tekanan industry ke dalam lima kategori yang dijelaskan dalam gambar berikut:
Kerangka Kerja Porter’s Five Forces [1]
Berikut ini merupakan beberapa pertanyaan untuk mengidentifikasi faktor diantara domain bisnis yang berpengaruh potensial terhadap organisasi baik positif maupun negative.

1. Industry Competitors :
  • Pada tingkatan berapa suatu produk atau jasa berada dalam kompetisi industri?
  • Apakah organisasi berada pada posisi kompetisi yang baik atau hanya sebagai pemain minor?
  • Apakah ada sebagian besar kompetitor yang memegang kuasa dalam industri?

Rabu, 03 Oktober 2012

0 Perbedaan BSC dan IT BSC


IT BSC diperkenalkan oleh Van Grembergen dan Van Bruggen pada tahun 1997 ketika mereka mengadopsi Balanced Scorecard untuk digunakan pada Departemen Teknologi Informasi organisasi. Menurut pandangan mereka Departemen Teknologi Informasi merupakan penyedia layanan internal. Oleh karena itu perspektif yang digunakan harus diubah dan disesuaikan. Dengan melihat bahwa pengguna mereka adalah pegawai internal dan kontribusi mereka dinilai berdasarkan pandangan pihak manajemen maka mereka mengajukan perubahan perspektif seperti pada gambar dibawah ini.


Perspektif IT BSC
Dari hasil penelitian yang dilakukan Van Grembergen dan Van Bruggen diperoleh pengembangan konsep BSC yang diterapkan pada Teknologi Informasi. Mereka memperkenalkan empat perspektif dalam IT BSC seperti dalam tabel II dibawah
ini :

Keempat perspektif diatas, harus diterjemahkan kedalam matrik dan pengukuran yang berkesesuaian dengan penilaian situasi yang ada. Sehingga diperoleh sebuah hubungan yang saling berkaitan yaitu hubungan sebab dan akibat diantara pengukuran (cause and effect). Dari hasil penelitian Grembergen dan Van Bruggen dapat dijelaskan bahwa masing-masing perspektif saling mempengaruhi dan terkait satu sama lain. Dimana perspektif future orientation akan berpengaruh kepada pencapaian perspektif operational excellence yang selanjutnya akan mempengaruhi perspektif customer orientation dan pada akhirnya mempengaruhi perspektif corporate contribution. Ketika perspektif corporate contribution memberikan hasil yang positif maka akan membutuhkan peningkatan pada perspektif future orientation. 





Rabu, 25 Juli 2012

0 5 Praktik dan 10 Komitmen Kepemimpinan Teladan

The Five Practices and Ten Commitments of Exemplary Leadership atau terjemahan bebas Bahasa Indonesianya adalah "Lima Praktik dan Sepuluh Komitmen Kepemimpinan teladan". Nilai-nilai personal ini didapatkan dari hasil riset intensif kepemimpinan yang dilakukan oleh James M. Kouzes dan Barry Z. Posner.

Dalam melakukan riset intensif tersebut Kouzes-Posner tidak terfokus kepada orang terkenal yang mempunyai pengaruh untuk membuat headline, tetapi lebih berfokus pada orang biasa yang melakukan hal luar biasa terhadap organisasi.

Kouzes-Posner melakukan risetnya dengan melakukan survey terhadap ribuan orang baik melalui kuesioner tertulis maupun wawancara untuk mendapatkan "Personal-Best Leadership Experience". Tiap orang diminta untuk memilih satu proyek, program atau peristiwa signifikan yang mewakili suatu keadaan yang mereka anggap sebagai praktik terbaik dalam pengalaman kepemimpinan. Para responden disuruh untuk mengingat kembali mengenai pengalaman kepemimpinan mereka saat berada di puncak kinerjanya.

Meskipun ada banyak perbedaan dari cerita para individu, pengalaman pribadi mengenai kepemimpinan terbaik yang berhasil disimak dan dikumpulkan menghasilkan pola tindakan yang sama. Di saat pemimpin dalam keadaan personal-best-nya, mereka biasanya terlibat dalam lima praktik dari kepemimpinan teladan yaitu:

1. Model The Way (Contoh/Suri Tauladan);
a. FIND YOUR VOICE (TEMUKAN POTENSI ANDA) dengan mengklarifikasi nilai-nilai anda;
b. TETAPKAN CONTOH dengan menyelaraskan tindakan-tindakan dengan nilai-nilai bersama;

2. Inspire a Shared Vision (Menginspirasi Visi Bersama);
c. MEMBAYANGKAN MASA DEPAN dengan membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang mengangkat derajat dan menarik;
d.  MELIBATKAN YANG LAIN dalam sebuah visi umum dengan merujuk kepada aspirasi bersama;

3. Challenge the Process (Menantang Proses);
e. MENCARI PELUANG dengan mencari cara-cara inovatif untuk berubah, tumbuh dan berkembang;
f. EKSPERIMEN DAN MENGAMBIL RISIKO secara konstan menghasilkan keuntungan-keuntungan kecil dan belajar dari kesalahan;

4. Enable Others to Act (Mengaktifkan yang lain untuk bertindak);
g. MENDORONG KOLABORASI dengan mempromosikan tujuan-tujuan koperatif dan membangun kepercayaan;
h. MENGUATKAN YANG LAINNYA dengan berbagi kekuasaan dan kebijaksanaan;

5. Encourage the Heart (Meneguhkan hati);
i. MENYADARI KONTRIBUSI dengan menunjukan apresiasi bagi keunggulan individu;
j. MERAYAKAN KEMENANGAN DAN NILAI-NILAI dengan menciptakan semangat komunitas.

Referensi:
Kouzes and Posner. The Leadership Challenge Workbook. Jossey-Bass. 2003.

Senin, 02 Juli 2012

13 Outsourcing: Pengertian, Macam dan Manfaat

1. Pengertian Outsourcing

Tuntutan persaingan dunia usaha yang ketat di era globalisasi saat ini menuntut perusahaan untuk berusaha meningkatkan kinerja usahanya melalui pengelolaan organisasi yang efektif dan efisien. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mempekerjakan tenaga kerja seminimal mungkin untuk dapat memberi kontribusi maksimal sesuai sasaran perusahaan. Untuk itu perusahaan berupaya fokus menangani pekerjaan yang menjadi bisnis inti (core business), sedangkan pekerjaan penunjang diserahkan kepada pihak lain. Proses kegiatan ini dikenal dengan istilah “outsourcing.”  Outsourcing  merupakan trend untuk mengatasi persoalan-persoalan bisnis yang dihadapi saat ini (Beaumont dan Sohal, 2004).  Beberapa definisi outsourcing  yang telah dikembangkan oleh para ahli, diantaranya:
  1. Outsourcing  adalah tindakan memindahkan beberapa aktivitas rutin internal perusahaan, termasuk dalam hal pengambilan keputusan  kepada pihak lain yang diatur oleh kontrak perjanjian (Maurice F. Greaver II,1999);
  2. Outsourcing adalah pemindahan tanggung jawab manajemen kepada pihak ketiga secara berkesinambungan di dalam menyediakan layanan yang diatur oleh perjanjian (Shreeveport Management Consultancy );
  3. Outsourcing adalah kontrak dengan pihak lain (di luar perusahaan) terhadap fungsi, tugas atau layanan organisasi dalam rangka mengurangi beban proses, memperoleh keahlian teknis maupun penghematan biaya (Eugene Garaventa, Thomas Tellefsen, 2001);
  4. Outsourcing  adalah aktivitas dimana  supplier (pihak pemasok/vendor) menyediakan barang dan/atau layanan kepada buyer (pihak perusahaan) berdasarkan perjanjian yang telah  disepakati (Elfing & Baven, 1994; Domberger, 1998).
Dari keempat definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa  outsourcing  adalah pendelegasian operasi atau pekerjaan yang bukan inti (non-core) yang semula dilakukan secara internal kepada pihak eksternal yang memiliki spesialisasi untuk melakukan operasi tersebut (Sharing Vision, 2006). Keputusan bisnis  outsourcing  dilakukan pada umumnya untuk menekan biaya atau untuk meningkatkan fokus pada kompetensi inti.

Apabila ditinjau dari aspek teknologi informasi, maka pengertian outsourcing teknologi informasi adalah pemberdaya an organisasi eksternal di dalam menyediakan layanan teknologi informasi bagi  organisasi internal (Chen & Perry,
2003). Contoh layanan teknologi informasi yang paling sering di  outsourcing-kan yaitu network, desktop , aplikasi serta  web hosting.

2. Macam-macam Outsourcing  
Terdapat beberapa tinjauan tentang macam-macam  outsourcing  yang telah dikembangkan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :

Menurut  Sharing Vision (2006), berdasarkan taksonominya,  outsourcing  dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
  1. Outsourcing, yaitu pendelegasian operasi atau pekerjaan yang bukan inti (non-core) yang semula dilakukan secara internal kepada pihak eksternal yang memiliki spesialisasi untuk melakukan operasi tersebut. Keputusan outsourcing  dilakukan pada umumnya untuk menekan biaya atau untuk meningkatkan fokus pada kompetensi inti.
  2. Off-Shoring, yaitu mengalihkan pekerjaan ke negara lain.  Off-shoring dapat sekaligus berarti outsourcing  jika pekerjaan tersebut dialihkan kepada pihak lain. Namun offshoring dapat juga bukan merupakan outsourcing  jika perusahaan secara internal tetap menangani pekerjaan yang dialihkan secara geografis ke negara lain.
  3. Business Process Outsourcing (BPO), yaitu penyediaan atau manajemen proses untuk aplikasi perusahaan yang kritikal/non kritikal oleh vendor yang memiliki spesialisasi khusus. Contoh umum dari BPO adalah  call
    centre , manajemen SDM, akunting dan sistem penggajian. BPO dapat dijelaskan dengan melihat perbedaannya dengan  application service provider (ASP) dimana BPO meliputi pera ngkat lunak, manajemen proses, pengadaan SDM untuk mengoperasikan layanan, sedangkan ASP hanya memberikan hak untuk mengakses dan mempergunakan fitur atau fungsi-fungsi tertentu yang disediakan oleh sebuah perangkat lunak. Layanan ASP pada umumnya disediakan melalui web browser.
Menurut Indrajit (2000), berdasarkan jenisnya, outsourcing teknologi informasi dapat dibedakan menjadi 4 jenis  yaitu : 

  1. Total Outsourcing   yaitu perusahaan cenderung menyerahkan hampir semua fungsi teknologi informasinya seperti perangkat keras, perangkat lunak, dan  brainware kepada pihak lain. Di Indonesia, perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur, pertambangan, konfeksi, dan kimia merupakan beberapa contoh institusi bisnis yang telah menerapkan strategi tersebut.
  2. Total insourcing   yaitu penyewaan atau peminjaman sumber daya manusia yang dimiliki pihak lain untuk dipekerjakan pada perusahaan terkait dalam jangka waktu tertentu. Banyak sekali perusahaan besar di Indonesia yang melakukan relasi bisnis sejenis ini terutama dengan menjalin kerjasama dengan perusahaan konsultan multinasional yang memiliki reputasi andal di bidang teknologi informasi.
  3. Selective sourcing   yaitu   perusahaan melakukan pemilahan terhadap fungsi-fungsi dan entitas bisnis yang terkait dengan teknologi informasi di perusahaannya dan memutuskan untuk menyerahkan sebagian saja kepada pihak lain sementara sisanya masih akan dikelola oleh perusahaan.
  4. De facto insourcing  yaitu   penyerahan pengelolaan teknologi informasi kepada perusahaan lain lebih dikare nakan adanya latar belakang sejarah, dibandingkan dengan hasil evaluasi objektif.
3. Tujuan/ Manfaat Outsourcing
Penerapan outsourcing  layanan teknologi informasi memiliki tujuan/manfaat bagi perusahaan. Beberapa kajian dari berbagai sumber mengenai tujuan/manfaat dan alasan perusahaan menerapkan  outsourcing  layanan teknologi informasinya akan dijabarkan berikut ini :

Menurut Chen dan Perry (2003), tujuan/manfaat outsourcing  layanan teknologi informasi yaitu :  

  1. Mendapatkan teknologi yang terkini. Melalui outsourcing  teknologi informasi, perusahaan dapat mengakses teknologi terkini beserta SDM yang profesional. Perusahaan biasanya mulai mempertimbangkan kebijakan  outsourcing  disaat merencanakanupgrade layanan teknologi informasi (TI) agar mendapatkan layanan TI yang terbaik. Dengan selalu menggunakan teknologi terkini yang disediakan oleh pihak vendor, diharapkan dapat membantu perusahaanmencapai tujuan mereka.
  2. Memenuhi kebutuhan SDM TI yang terampil. Perusahaan-perusahaan terkadang dihadapkan kepada permasalahan di dalam melaksanakan proyek-proyek besar teknologi informasi yaitu kekurangan akan personil TI yang terampil. Melalui  outsourcing diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi, dikarenakan vendor memiliki tenaga kerja TI khusus untuk layanan yang mereka berikan, sehingga mereka diharapkan mampu memenuhi kebutuhan tenaga TI yang terampil bagi perusahaan.
  3. Waktu pembangunan dan penyebaran layanan TI yang lebih cepat. Waktu pembangunan dan penyebaran layanan TI yang cepat merupakan salah satu keuntungan yang diharapkan di dalam menerapkan kebijakan outsourcing  layanan TI. Bilamana perusahaan ingin membangun layanan TI sendiri, misalnya dengan melakukan  in-house , maka perusahaan akan dihadapkan kepada persoalan-persoalan seperti kebutuhan akan personil IT, pengintegrasian sistem lama dan sistem baru, pembangunan infrastruktur TI, dan pengambilan keputusan di dalam pengadaan berbagai perangkat dan komponen yang diperlukan. Hal ini dapat menjadi sesuatu yang berisiko sangat tinggi. Namun bilamana hal tersebut dilakukan dengan outsourcing , maka vendor dapat memberikan paket-paket solusi berupa personil TI, infrastruktur yang memadai, layanan yang terintegrasi, serta dukungan lainnya. Bilamana vendor telah berpengalaman dalam
    suatu jenis layanan tertentu, maka dapat dikatakan bahwa layanan/sistem tersebut telah teruji/terbukti sehingga permasalahan yang potensial dapat diantisipasi. Waktu pembangunan aplikasi dan penyebaran layanan aplikasi tersebut dapat berkurang setengah dari waktu yang diperlukan dibandingkan bilamana melakukan  in-house . Waktu pengerjaan pembangunan dan penyebaran sangatlah penting ketika perusahaan akan menerapkan sistem/layanan TI yang baru. Misalnya, pembaruan terhadap beberapa sistem dan infrastruktur TI yang harus segera dilakukan untuk menjamin keamanan sistem informasi.
  4. Fleksibilitas dalam hal teknologi  dan modul-modul (fitur-fitur). Melalui outsourcing  TI, perusahaan diberikan berbagai pilihan teknologi beserta modul-modul (fitur-fitur) yang akan digunakan. Salah satu kelemahan terbesar bilamana perusahaan membangun infrasruktur dan aplikasi sendiri adalah kekakuan terhadap teknologi yang digunakan. Selain itu pembiayaan investasi awal yang sangat besar untuk layanan TI
    yang terkadang memaksa perusahaan  untuk terus menggunakan teknologi yang telah usang dikarenakan alasan keterbatasan keuangan bilamana akan melakukan  upgrade teknologi. Mengingat sifat teknologi yang cepat berubah, maka penerapan  outsourcing  memungkinkan manajemen risiko yang lebih baik. Risiko teknologi dialihkan ke pihak vendor dikarenakan mereka bertanggung jawab penuh di dalam upgrade teknologi.
  5. Meningkatkan cash flow management. Outsourcing  dapat membantu perusahaan mengelola arus kas (cash flow management), dimana perusahaan dapat mengatur pembiayaan berdasarkan layanan yang diberikan, dan perusahaan tidak perlu melakukan investasi awal secara besar-besaran.
  6. Penghematan Biaya. Penghematan biaya merupakan salah satu tujuan di dalam melakukan outsourcing  layanan TI. Melalui skala  ekonomi memungkinkan vendor untuk menyediakan layanan dengan tingkat biaya yang lebih rendah dibandingkan bilamana ditangani se ndiri oleh perusahaan. Misalnya dengan penggunaan infrastruktur TI serta pemberdayaan SDM yang dimiliki oleh vendor secara bersama-sama oleh beberapa organisasi klien (perusahaan) dapat menekan biaya infrastruktur menjadi lebih murah dibanding perusahaan membangun infrastruktur TI sendiri dan menanganinya sendiri. Penghematan biaya dapat menjadi menjadi hal yang sangat signifikan ketika perusahaan dapat mengakuisisi suatu bidang spesialisasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Referensi:
  1. Domberger, S. (1998)  The Contracting Organisation: A Strategic Guide to Outsourcing . Oxford University Press, Oxford, UK.
  2. Elfing, T. and Baven, G. (1994)  Outsourcing technical services: stages of development.  Long Range Planning 27 (5): 42–51.
  3. Chen, Y.C. and Perry, J. (2003). “IT Outsourcing: A Primer for Public Manager”, http://www.businessofgovernment.org.
  4. Sharing Vision (2006). Why Outsource. The Art of Partnership : Outsourcing,Partnership & SLA. LPPM ITB.
  5. Eugene Garaventa, Thomas Tellefsen. (2001). Outsourcing : The Hidden Costs, Review of Business Journal, Vol 22, Spring.
  6. Maurice F.Greaver II. (1999). Strategic Outsourcing, a Structured Approach to Outsourcing Decisions and Initiatives , American Management Association, USA.
  7. Beaumont, N. and Sohal, A. (2004). “Outsourcing in Australia” ,  International Journal of Operations & Production Management, Vol. 21 No. 7, pp 688-700.
 

Rabu, 27 Juni 2012

1 Service Oriented Architecture (SOA)

1. Teori tentang Service Oriented Architecture (SOA)
SOA,  sebagai  paradigma  abstrak, seringkali  direpresentasikan  sebagai  arsitektur dasar  terdistribusi  tanpa  referensi  cara  untuk  mengimplementasikannya. Disandingkan  dengan  platform  layanan  Web  dan  satu  set  prinsip-prinsip  orientasi pelayanan yang umum diterima, SOA telah muncul sebagai platform arsitektur yang berbeda secara eksplisit dari pendahulunya. Hal  ini memperkenalkan  konsep-konsep baru  yang  didukung  oleh  teknologi terpilih  yang  secara  signifikan  meningkatkan karakteristik  platforms  komputasi  terdistribusi  umum  sehingga  lingkungan berorientasi-layanan sering kali berakhir mendefinisikan ulang infrastruktur TI.

SOA  adalah  sebuah  kerangka  kerja  untuk  mengintegrasikan  proses  bisnis  dan mendukung  infrastruktur  teknologi  informasi  dan  menstandarisasi  komponen-komponen  layanan  yang  dapat  digunakan  kembali  dan  digabungkan  sesuai  dengan prioritas  bisnis.  SOA  bersifat  loosely  coupled  (tingkat  kebergantungan  antar komponen  rendah), highly  interoperable  (mudah  dioperasikan),  reusable  (dapat digunakan kembali), dan interoperability (dapat berkomunikasi antar platform).

2. Definisi SOA
Thomas Erl:
"SOA  is  a  form  of  technology  architecture  that  adheres  to  the  principles  of  service-orientation.  When  realized  through  the  Web  services  technology  platform,  SOA establishes  the  potential  to  support  and  promote  these  principles  throughout  the business process and automation domains of an enterprise".

Judith Hurtwiz, et.al:
"SOA is an architecture for building business applications as a set of loosely coupled black  box  components  orchestrated  to  deliver  a  well-defined  level  of  service  by linking together business processes".

3. Prinsip-prinsip SOA
  1. Loose  coupling. Layanan  menjaga  hubungan  yang  meminimalkan  dependensi dan hanya mempertahankan kesadaran akan keberadaan satu sama lain.
  2. Kontrak  layanan. Layanan  mematuhi  perjanjian  komunikasi,  seperti  yang didefinisikan secara kolektif oleh satu atau lebih deskripsi layanan dan dokumen terkait.
  3. Otonomi. Jasa memiliki kendali atas logika yang mereka encapsulate.
  4. Abstraksi. Melampaui  apa  yang  dijelaskan  dalam  kontrak  jasa,  layanan menyembunyikan logika dari dunia luar.
  5. Reusability  Logika  dibagi  menjadi  layanan-layanan  dengan  tujuan mempromosikan penggunaan kembali.
  6. Koleksi  layanan  Composability  dapat  dikoordinasikan  dan  dirakit  untuk membentuk layanan komposit.
  7. Layanan Statelessness meminimalkan informasi yang tersisa spesifik untuk suatu kegiatan.
  8. Layanan Discoverability  dirancang agar   terlihat deskriptif  sehingga  mereka dapat ditemukan dan digunakan melalui mekanisme penemuan yang tersedia.  
4. Keuntungan SOA
Terdapat  beberapa  keuntungan  dalam  mengadaptasi  SOA.  Namun,  banyak keuntungan  yang  dijanjikan  oleh  SOA  tidak  terlihat  hingga  prinsip-prinsip  orientasi pada layanan sudah tertanam pada perusahaan. 

  1. Peningkatan  integrasi  (dan  interoperabilitas  intrinsik). Biaya  dan  upaya  integrasi  lintas-aplikasi  yang  secara  signifikan  menurun  ketika aplikasi yang terintegrasi adalah SOA-compliant.
  2. Inherent Use. Membangun layanan  yang inherently  reusable membutuhkan  usaha  ekstra dan memerlukan  penggunaan  standar  desain. Selanjutnya  meningkatkan penggunaan kembali dalam  layanan akan menurunkan  biaya  dan  upaya  membangun  solusi service-oriented.
  3. Merampingkan arsitektur dan solusi. Pesan  komunikasi  berbasis  SOA mampu,  pada  kenyataannya, meningkatkan persyaratan  kinerja  jika  dibandingkan  dengan  gaya  komunikasi  RPC  dalam arsitektur tradisional terdistribusi.
  4.  Meningkatkan investasi warisan (legacy). Biaya  dan  upaya  mengintegrasikan  warisan  dan  solusi  kontemporer diturunkan. Kebutuhan sistem warisan harus diganti berpotensi berkurang.
  5. Menetapkan standar representasi data XML. Biaya  dan  upaya  pengembangan  aplikasi  berkurang  setelah  proliferasi  standar representasi data XML dicapai. 
  6. Fokus investasi pada infrastruktur komunikasi. Biaya  skala  infrastruktur  komunikasi  berkurang,  karena  hanya  satu  teknologi komunikasi diperlukan untuk mendukung bagian federasi dari perusahaan.
  7. Alternatif  "Best-of-breed". Potensi cakupan pemenuhan kebutuhan bisnis meningkat, seperti halnya kualitas
    otomatisasi bisnis. 
  8. Keleluasaan organisasi. Biaya  dan  upaya  untuk  merespon  dan  beradaptasi  dengan  perubahan  bisnis  atau teknologi yang berhubungan berkurang. 
Referensi:

Erl,  Thomas. Service  Oriented  Architecture:  Concepts,  Technology,  and  Design, S.L.: Prentice Hall PTR, 2005.
Hurtwiz, Judith, et al. Service Oriented Architecture for Dummies. Indianapolis : Wiley Publishing Inc., 2009.

1 RACI Chart pada COBIT 4.1 Framework

RACI  pada  COBIT 4.1 berfungsi  untuk  menunjukkan  peran  dan  tanggungjawab suatu  fungsi  dalam organisasi  terhadap  suatu  aktivitas  tertentu  dalam IT  control objective. Peran dan tanggungjawab merupakan dua hal yang sangat berkaitan erat dengan  proses  pembuatan  keputusan.  Suatu  keputusan  dapat  dibuat  oleh  pihak- pihak yang memang memiliki kewenangan sebagai pembuat keputusan.

RACI  diterapkan  pada  setiap  aktivitas  di  dalam IT  control  objective  untuk mendukung kesuksesan IT process pada keempat domain. Tujuan dari pemberian peran  dan  tanggungjawab  ini  adalah  untuk  memperjelas  pemilik aktivitas, sekaligus  sebagai  sarana  untuk  menentukan  peran  dari  fungsi-fungsi  lainnya terhadap suatu aktivitas tertentu. Pembahasan tiap aktivitas pada setiap IT control objective akan  disampaikan  dalam  bentuk  diagram yang  menghubungkan  antara aktivitas  dengan  fungsi-fungsi  yang  terdapat  dalam  organisasi.  Diagram  ini kemudian disebut sebagai RACI Chart.

Peran-peran dalam RACI chart dikategorisasikan untuk semua proses sebagai:
1.  CEO (Chief of Executive Officer)
2.  CFO (Chief of Financial Officer)
3.  Business Executive
4.  CIO (Chief of Information Officer)
5.  Business Process Owner
6.  Head Operations
7.  Chief Architect
8.  Head Development
9.  Head IT Administration
10. PMO (Project Manager Officer)
11. Compliance, Audit, Risk and Security
12. Service Manager

Referensi:
ITGI (2007): COBIT 4.1, IT Governance Institute, Illinois, USA. www.itgi.org

0 DDC (Dewey Decimal Classification)

Dalam  dunia ilmu  informasi  dan  perpustakaan,  dikenal  sistem-sistem pengklasifikasian  berbagai  disiplin  ilmu  yang  bertujuan  untuk  mengorganisir  ilmu pengetahuan.  Salah  satunya  dikenal  yaitu  DDC  (Dewey  Decimal Classification) Sistem ini dikembangkan tahun 1876 oleh Melvin Dewey, seorang pustakawan  asal  Amerika  Serikat  yang  membagi  ilmu  pengetahuan  ke  dalam  10 (sepuluh)  kelas  utama,  100  divisi,  dan  1000  seksi  (sections).  Pembagian  ini didasarkan  bahwa  ilmu  pengetahuan  yang  ada  saat  ini  harus  mampu  dipahami dengan  baik  oleh  semua  pihak.  Untuk  itu,  digunakan  angka  sebagai  pembeda  ilmu pengetahuan,  pengkategorian  ilmu  secara  rinci,  hirarki  yang  dapat  dikembangkan setiap  saat  tanpa  mengubah  struktur  yang  sudah  ada  dan  mampu  menjelaskan keterkaitan  antara  satu  disiplin  ilmu  dengan  yang  lainnya.  10  kelas  utama  dalam DDC dapat dilihat dalam daftar di bawah ini.

Kelas  Deskripsi
000  Computer science, information & general works
100  Philosophy & psichology
200  Religion
300  Social science
400  Language
500  Mathematics & natural science
600  Applied science & technology
700  Arts & recreation
800  Literature
900  History, geography & biography

Sistem  klasifikasi  DDC  ini  digunakan  oleh  banyak  perpustakaan  di  seluruh  dunia.Mungkin  karena  hirarki  pengetahuan  yang  begitu  mudah  untuk  dipahami  dan pengkategorian yang simpel dan luwes sehingga memudahkan para pekerja informasi di perpustakaan untuk menggunakan DDC sebagai alat bantunya.

Referensi:
1. OCLC. [Online] [Cited: June 27, 2012.] http://www.oclc.org/dewey/.
2. Dewey  Decimal  Made  Fun.  [Online]  [Cited:  June 27,  2012.] http://www.deweybrowse.org/Dewey_Classification.html.

Selasa, 22 Mei 2012

0 Selayang Pandang Jejaring Sosial Lokal www.ayobai.com

Satu lagi situs jejaring sosial (jejasos) berwawasan nusantara buatan anak negeri, namanya ayobai (http://www.ayobai.com). Sekilas tampilan muka tampak sekali mirip dengan facebook. Kecuali warna yang membedakan, jika facebook putih dan biru, sedangkan ayobai warna merah dan putih. Cara mendaftarnya pun sama dengan facebook. Dalam hati, apa tidak takut nanti digugat sama fb ya,  secara kemarin ada seorang blogger yang tampilan blognya mirip sekali dengan fb dan terkena somasi fb.

Yang membuat saya tertawa terpingkal-pingkal dalam hati adalah ketika saya membaca visi, misi dan strategi ayobai, sangat tipikal orang Indonesia yaitu jago dalam hal singkatan :D. Misalnya saja: MENGGERTAK (MENGgunakan GErakan Rakyat sebagai kekuaTAn bangKit), MENGEPEL PELAN (MENGgugah Elemen PEmerintah peLayan PEngusaha peduLi rAkyat santuN), SENTER (SErbu iNTERnet), PERAK (PEngelolaan RAKyat), SALIN (penguSAha peduLI Negeri), PIYAMA (PemerIntah pelaYAn MAsyarakat), KATUN (masyaraKAT santUN).

Ayobai juga memiliki kamus sendiri dalam bersosialisasi di jejasosnya, misalnya saja ada istilah keluarga, lalu ada istilah gaulnya, berbeda juga untuk sebutan di forum.

Dihalaman konten, tiap status pengguna semuanya muncul dihalaman konten dan bisa langsung ditanggapi (dikomentari), sehingga tampilannya mirip-mirip dengan web chat. Ada fitur dokumen, yang sementara ini belum diaktifkan karena situs belum dilaunching secara resmi. Navigasi kanan dan kiri masih banyak yang kosong.

Kecepatan loading patut diacungi jempol, lebih cepat dari Google Plus, So.cl, Myspace, Paseban, bahkan FB sekalipun, mungkin karena aplikasi dan  penggunanya belum banyak ya (27.806 anggota dan terus bertambah).

Bagaimanapun usaha anak bangsa ini patut kita acungi jempol, apalagi situs ini belum resmi dilaunching sudah beranggotakan 27.806 orang. Pengembangan fitur dan aplikasi masih terbentang luas, tinggal bagaimana dukungan dari pemerintah ataupun sektor swasta dalam memajukan bisnis TI Indonesia, dan memajukan developer/programmer lokal.

0 [CBHRM] Model Kompetensi

Model Kompetensi
Spencer menyatakan  bahwa  model  kompetensi  memuat  daftar  kompetensi  yang umumnya ditemukan pada para pekerja dengan performa kinerja  yang  maksimal.
Daftar  kompetensi  biasanya  digolongkan  kedalam  beberapa  kelompok  yang berbeda.  Pembangunan model  kompetensi  harus  disesuaikan  dengan  kebutuhan pekerjaan dari organisasi dimana model akan diterapkan.  Dalam suatu organisasi/perusahaan  model kompetensi digunakan untuk berbagai tujuan, umumnya tujuan membuat model kompetensi adalah :
a.  Menyediakan sarana untuk menerapkan konsep kompetensi sesuai dengan kebutuhan organisasi.
b.  Untuk memahami  variabel-variabel  yang  menentukan kinerja dan korelasi diantara variabel tersebut.
c.  Untuk dapat menyebarkan kompetensi secara cepat di sebuah organisasi.

Sebuah  model  kompetensi  harus  mempunyai  dua  dimensi  :  jenis  kompetensi  dan pada  level  mana  kompetensi  tersebut  ada.  Level  atau  tingkatan,  merujuk  pada  apakah  kompetensi  tersebut  merupakan  kompetensi  yang  tampak  seperti keterampilan  dan  pengetahuan,  atau  merupakan  karakteristik  tersembunyi  seperti motif, karakterisitik pribadi, konsep diri dan nilai-nilai.

Menurut Miller (2001) ada dua alasan pokok pada organisasi untuk menggunakan kompetensi.  Pertama,  aplikasi  dari  kompetensi  untuk  penilaian, training  dan proses  personalia  yang  lain  akan  membantu  meningkatkan  prestasi  karyawan. Kedua,  kompetensi  menyediakan  cara  untuk  mengungkapkan  nilai  perusahaan sehingga  kebutuhan  mereka  dapat  diwujudkan  dalam  praktek  SDM  dan dimengerti  oleh  individu  dan  tim  pada  suatu perusahaan.  Alasan  lainnya  adalah sebuah cara untuk mencapai perubahan kebudayaan dan meningkatkan skill.

 Untuk  lebih  memperjelas  tentang  model kompetensi  maka  digambarkan  struktur
model kompetensi pada Gambar di bawah ini:



Senin, 21 Mei 2012

0 Ulasan Pertama Jejaring Sosial Microsoft So.cl

Sore tadi tanpa sengaja melihat news ticker salah satu televisi nasional yang menyebutkan bahwa Microsoft telah merilis jejaring sosial so.cl. Memang sudah lama saya mendengar bahwa Microsoft akan merilis jejaring sosial tapi waktu itu saya masih belum bisa untuk sekedar menyicip fitur-fitur apa yang ada di dalamnya. Tanpa basa-basi saya langsung menuju netbook dan membuka browser dengan mengetikan alamat tkp.

Kesan pertama yang saya dapat adalah kinerja dari loading halaman pertama agak berat jika dibandingkan dengan fb, google plus, ataupun jejaring sosial milik lokal seperti Paseban. Di halaman utama kita disuguhkan tombol apakah kita ingin login dengan account fb ataupun windows live. Untuk pertama saya mencoba login dengan akun fb saya, muncul menu pop-up mengenai perjanjian layanan. Setelah menunggu beberapa saat, entah karena koneksi internet saya yang lemot atau memang loadingnya berat, beberapa kali saya harus merefresh agar halaman web bisa terloading secara sempurna. Setelah berhasil ternyata saya tidak dapat masuk ke halaman konten, disitu saya masuk ke dalam waiting list.

Masih penasaran saya berniat masuk lagi dengan menggunakan account windows live. Setelah menyetujui ketentuan layanan, saya dapat masuk ke halaman konten yang didahului dengan pop up apakah ada ingin mem-follow sesuatu interest atau memfollow seseorang yang popular yang ada di so.cl. Kolom follow interest masih kosong sedang untuk memfollow orang popular ada beberapa orang populer katanya (saya tidak kenal) yang dapat dipilih. Sesi ini juga dapat lewati dengan menekan tombol skip di sebelah kanan bawah.

Di halaman konten anda akan disuguhkan navigasi-navigasi di sebelah kiri dan kanan. Di sebelah kiri ada navigasi: explore, feed, post, profile, video parties, interest (jumlah interest yang kita ikuti), search interest, help, following, followers. Nampak jelas bahwa jejaring sosial (jejasos) ini mengadopsi fitur yang ada twitter.

Link navigasi explore, membawa kita kepada beberapa interest yang tersusun rapi ke alam blok-blok interest, hmmm tampilannya mengingatkan saya akan tampilan ponsel Nokia seri Lumia yang menggunakan os Windows mango. Di antara interest-interest tersebut anda dapat memilih: music, food, travel, movies, art, tech, architecture, science, innovation, social, cars, sport, animals, games, photoorange, kids, bcwa, seattle djs, startups, cycling. Untuk interest yang anda pilih (follow) anda dapat comment, tag, riff, dan share yang mungkin anda sudah akrab dengan twitter.

Link navigasi feeds, anda dapat membaca feeds-feeds dari pengguna lain. Ada pilihan apakah anda ingin melihat feeds dari semua pengguna, following, conversations dan My Posts. Anda bisa mencobanya satu-persatu.

Di sebelah kanan ada link navigasi video parties, invite friends, share on So.cl. Yang menarik adalah fitur video parties, anda dapat melihat video, menambahkan video lain untuk dimainkan berikutnya. Selain menonton video anda juga dapat melakukan party chat, sambil nonton video, serta menginvite teman. Kelihatannya bakal seru, kecuali kecepatan internet yang menjadi penghambat.

Sekian dulu, ulasan dari saya. Saya juga masih ingin mengeksplore lebih jauh jejasos baru Microsoft ini.

0 [CBHRM] Jenis Kompetensi

Jenis Kompetensi
Spencer  menyatakan  bahwa  berdasarkan  kriteria  yang  digunakan  untuk memprediksi kinerja suatu pekerjaan. 

Kompetensi terbagi atas dua kategori yaitu:
1)  Threshold  Competencies, merupakan  karakteristik  utama  yang  harus  dimiliki oleh  seseorang  agar  dapat  melaksanakan  pekerjaannya  dengan  baik,  akan tetapi tidak membedakan seseorang yang berkinerja tinggi dengan kinerja rata-rata  (Meliputi  pengetahuan  (knowledge)  atau  keahlian  dasar  seperti kemampuan untuk membaca). Contohnya untuk seorang tenaga penjual adalah pengetahuan tentang produk atau kemampuannya mengisi formulir.
2)  Differentiating  Competencies. Merupakan  faktor-faktor  yang  membedakan seseorang  yang  berkinerja  tinggi  dengan  yang  berkinerja  rendah.  Misalnya seseorang  yang  memiliki  orientasi  motivasi  biasanya  yang  diperhatikan penetapan  sasaran  yang  melebihi  apa  yang  telah  ditetapkan  oleh  organisasi. Contohnya  kompetensi  seorang  sales  yang  memiliki  motivasi  tinggi  dapat menetapkan  sasaran  jauh  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  kinerja  pada tingkat rata-rata.

Referensi:
- Spencer, Jr. Competence at Work Model for Superior Performance, United State of America : John Wiley Sons. 1993.

0 [CBHRM] Definisi Kompetensi

Definisi Kompetensi
Dalam  kamus  Inggris  Indonesia  Echols  dan  kawan-kawan (1992) mengartikan kompetensi  sebagai  kemampuan  atau  kecakapan.  Konsep  kompetensi  bukanlah merupakan  sesuatu  yang  baru.  Menurut  Mitrani, dkk.  (1992)  gerakan  mengenai kompetensi  telah  dimulai  di  akhir  tahun  1960-an  atau  awal  1970-an  oleh Organisasi  Psikologi  Industri  Amerika.  Organisasi  tersebut  mengidentifikasi banyaknya hasil studi tentang sikap, pengetahuan, prestasi belajar di sekolah tidak dapat menentukan kinerja atau keberhasilan seseorang dalam kehidupan. Temuan tersebut  telah mendorong  dilakukannya  penelitian  untuk  mengetahui  variable kompetensi  apa  yang  diperkirakan  berpengaruh  terhadap  kinerja  seseorang terlepas dari faktor ras, gender dan sosio ekonomi.

Spencer  menambahkan  bahwa kompetensi  seseorang  menjadi  ciri  dasar  individu dikaitkan  dengan  standar  kriteria  kinerja  yang  efektif  dan  atau  superior.  Dari penjelasan di atas Spencer berpendapat bahwa kompetensi disamping menentukan perilaku  dan  kinerja  seseorang  juga  menentukan  apakah  seseorang  melakukan pekerjaannya  dengan  baik  berdasarkan  standar  kriteria  yang  telah  ditentukan. (Spencer, 1993.



Referensi:
- Spencer, Jr. Competence at Work Model for Superior Performance, United State of America : John Wiley Sons. 1993.
- Mitrani, Alain D., Dalziel, Murray et.al,  Competency Based Human Resource Management: Value-driven Strategies for Recruitment, Development and Reward, Hay Group, 1992.

1 [CBHRM] Karakteristik dan Klasifikasi Kompetensi


Karakteristik Kompetensi

Spencer menyatakan bahwa ada lima karakteristik kompetensi, yaitu:
1)  Motif (Motive), yaitu apa  yang  secara  konsisten  dipikirkan  atau  keinginan-keinginan yang menyebabkan melakukan tindakan. Motif merupakan apa yang mendorong, perilaku yang mengarah dan dipilih terhadap kegiatan atau tujuan tertentu.  Contoh: motif  berprestasi  akan  memotivasi  orang-orang  secara  terus menerus  untuk  merancang  tujuan  yang  cukup  menantang  serta  mengambil tanggungjawab  atas  pekerjaannya  dan  menggunakan  umpan  balik  untuk menjadi lebih baik.

2)  Sifat/Ciri  bawaan (Trait),  yaitu  ciri  fisik  dan  reaksi-reaksi  yang  bersifat konsisten  terhadap  situasi  atau  informasi.  Contoh:  reaksi  waktu,  luas pandangan yang baik merupakan kompetensi bagi seorang pilot.

3)  Konsep diri (Self Concept), yaitu sikap, nilai atau self image dari orang-orang. Contoh: percaya diri (self confidence), keyakinan bahwa ia akan efektif dalam berbagai situasi, merupakan bagian dari konsep dirinya.

4)  Pengetahuan (Knowledge),  yaitu  suatu  informasi  yang  dimiliki  seseorang khususnya  pada  bidang  spesifik.  Pengetahuan  merupakan  kompetensi  yang kompleks.  Biasanya  tes  pengetahuan  mengukur  kemampuan  untuk  memilih jawaban  yang  paling  benar,  tetapi  tidak  bisa  melihat  apakah  seseorang  dapat melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya itu.
5)  Keterampilan (Skill),  kemampuan  untuk  mampu  melaksanakan  tugas-tugas fisik dan mental tertentu. Contohnya seorang dokter gigi memiliki kemampuan menambal  dan  mencabut  gigi  tanpa  merusak  syaraf atau  seorang  programmer komputer memiliki kemampuan mengorganisasikan 50.000 kode dalam logika yang sekuensial. (Spencer, 1993)

Karakteristik  kompetensi  tersebut  juga  mencerminkan  kompetensi  yang  dimiliki seseorang.  Kompetensi  individu terbagi  menjadi  dua  bagian  yaitu  kompetensi yang kelihatan dan yang tidak kelihatan seperti di bawah ini:
Referensi:
- Spencer, Jr. Competence at Work Model for Superior Performance, United State of America : John Wiley Sons. 1993.

0 Apa sih CIO itu?

Chief Information Officer (CIO) atau Direktur Teknologi Informasi adalah suatu jabatan umum yang diberikan kepada seorang eksekutif senior dalam suatu perusahaan. Bertanggung jawab terhadap TI dan sistem komputer yang mendukung tujuan perusahaan. Jabatan CIO dalam pendidikan yang lebih tinggi mungkin merupakan tingkat tertinggi dari eksekutif teknologi walaupun tergantung juga dari institusi. Secara umum CIO memberikan laporan kepada Chief Executive Officer (CEO), Chief Operation Officer (COO) atau Chief Financial Officer (CFO).

Sebagai salah satu manajer, merupakan tugas CIO untuk mengelola TI berdasarkan tiga kategori:
1. Strategis;
2. Taktis;
3. Operasional.

Seorang CIO yang handal tidak hanya dipersyaratkan memiliki kemampuan di bidang TI akan tetapi juga diharapkan memiliki kemampuan di bidang:
- Keuangan: penganggaran, memahami proses keputusan investasi (seperti perhitungan ROI, rasio keuangan);
- Sumber daya manusia - perekrutan, retensi, motivasi, terminasi, pelatihan, buaday korporasi;
- Relationship Management - hubungan internal dan vendor/supplier;
- Legal - pengelolaan kontrak, peraturan pemerintah;
- Tata Kelola - struktur organisasi, tim, pengambilan keputusan;
- Negosiasi - berhadapan dengan entitas internal dan eksternal untuk membangun komitmen yang menguntungkan;
- Kepemimpinan - Organisasi TI dan firma sebagai satu kesatuan.
 

sumber:
-http://en.wikipedia.org/wiki/Chief_information_officer;
-Luftman, Jefry N, & Bullen, Christine V.,  Managing the Information Technology Resource: Leadership in the Information Age, Prentice Hall, 2004.

0 Layanan Facebook Gratis dari Telkomsel

Pengembang perangkat lunak Singapura, pengembang U2opia, mengembangkan  platform mobile Facebook by  Fonetwish yang kini sedang diadopsi oleh perusahaan telekomunikasi Indonesia yaitu Telkomsel.

Ini berarti software tersebut akan tersedia untuk pelanggan Telkomsel yang berjumlah kurang lebih 106 juta pelanggan. Perusahaan Telkom merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia.

Pelanggan hanya dengan menekan *325# dapat log in ke profil Facebook, update status dan melihat wall teman-teman, semuanya tanpa koneksi internet. Dengan pangsa pasar sebesar 40 juta orang, Indonesia merupakan pasar kedua terbesar bagi Facebook.

"Kami sangat antusias kepada  respon Facebook by Fonetwish. Indonesia memiliki adopsi tertinggi terhadap Facebook di wilayah ini dan kami mengharapkan respon yang bagus terhadap layanan ini", kata Ririn Widaryani, Deputi VP Product Lifecycle Management Telkomsel.

Protokol yang digunakan adalah USSD (Unstructured Supplementary Service Data) oleh ponsel pintar untuk berkomunikasi dengan server dalam penyedia layanan. USSD dapat digunakan untuk layanan money-mobile, layanan content LBS dan layanan informasi menu-based.

"Selama beberapa bulan berikutnya, Facebook by Fonetwish akan menambah  beberapa fungsi lagi berdasarkan  apa yang dicari oleh pasar lokal", kata Sumesh Menon, pendiri dan CEO dari U2opia Mobile. (sumber: CIO-asia.com)

Minggu, 20 Mei 2012

2 Definisi dan Konsep CRM (Customer Relationship Management)

Definisi CRM 
Ada beberapa definisi CRM yang diberikan oleh para praktisi maupun peneliti, diantaranya :

1.   Mariana, mendefinisikan CRM sebagai pendekatan manajemen yang melibatkan proses identifikasi, perekrutan, pengembangan dan pengelolaan hubungan konsumen yang baik untuk meningkatkan jumlah konsumen yang menguntungkan [1].
2.   Gartners Group, mendefinisikan CRM sebagai strategi bisnis perusahaan yang didesain untuk mengoptimalkan keuntungan, pendapatan dan kepuasan konsumen denga mengelola bidang-bidang perusahaan yang berkaitan dengan segmentasi konsumen, mengembangkan sifat-sifat kepuasan konsumen dan menghubungkan proses dari konsumen melalui penyediaannya (produk/layanan).
3.   Buttle, mendefinisikan CRM adalah strategi inti dalam bisnis yang mengintegrasikan proses-proses dan fungsi-fungsi internal dengan semua jaringan eksternal untuk menciptakan serta mewujudkan nilai bagi para konsumen sasaran secara profitable. CRM didukung oleh data konsumen yang berkualitas tinggi dan teknologi informasi [2].

Dari beberapa definisi CRM diatas, dapat diambil kesimpulan mengenai definisi CRM adalah suatu strategi untuk mempertahankan dan mengembangkan customer  yang menguntungkan bagi perusahaan. Tujuannya adalah pemenuhan kebutuhan konsumen saat ini untuk menghasilkan produk dan layanan yang baik sehingga terbentuk suatu relasi baik yang akan memuaskan konsumen.

Konsep CRM
Secara konsepsi ada anggapan yang menganggap bahwa CRM merupakan sebuah proses pemasaran. Secara sekilas, memang anggapan tersebut bisa dianggap benar adanya, terutama bagi para praktisi dibidang pemasaran yang menganggap bahwa CRM adalah  Customer   Relationship  Marketing. Pada level aplikasi, CRM memang diterapkan untuk aktivitas pemasaran, seperti segmentasi pasar, mendapatkan konsumen baru, mempertahankan kesetiaan konsumen, mengembangkan konsumen, manajemen kampanye penjualan, dan manajemen
kesempatan [3].

Namun pada tingkatan strategis, CRM dapat digunakan sebagai teknologi yang mendukung misi perusahaan dalam upaya meningkatkan orientasi pada para customer nya. Data tentang konsumen yang mendukung strategi CRM dapat juga digunakan untuk berbagai kepentingan di dalam perusahaan, tidak hanya untuk aktifitas pemasaran saja. Manajemen operasional dapat memanfaatkan data konsumen untuk mendesain produk atau layanan khusus bagi para konsumen. Manajemen SDM dapat menggunakan data pilihan konsumen untuk merekrut dan melatih staf  yang melakukan tugas-tugas yang langsung berhubungan dengan para konsumennya. Manajemen riset dan pengembangan dapat pula menggunakan data konsumen untuk mengkaji produk-produk baru. 

Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa secara konsepsi, CRM menekankan pada pendekatan untuk membangun portofolio melalui jalinan bisnis yang terbentuk dengan customer  melalui interaksi, memberdayakan hubungan yang terbentuk, pembentukan jaringan, dan meningkatkan komunikasi dengan tujuan untuk meningkatkan loyalitas  customer . CRM menekankan pada kolaborasi antara perusahaan dengan para customer- nya, hal ini yang paling membedakan CRM dengan konsep pemasaran secara umum.

[1] Marianna, S., CRM Evaluation : Diffusing CRM Benefits Into Business Processes, Paper, University of Aegean, Michalon, 2004.

[2] Buttle, Francis,  Customer Relationship Management, Concepts and Tools, Elsevier, 2004.

[3] Han Yuh, L,  Development of a Framework for Customer Relationship Management (CRM) in the Banking Industry,  International Journal of Management, ABI/INFORM Global, 2007.

Sabtu, 19 Mei 2012

2 Sekilas tentang Data Mining

Data  Mining  adalah  sebuah  istilah  yang  digunakan  untuk  menjelaskan penemuan  pengetahuan  (knowledge discovery)  dalam basis data.  Data  mining adalah  sebuah  proses  yang  menggunakan  teknik-teknik  statistik,  matematis, kecerdasan  buatan  dan  machine-learning  untuk  mengambil  dan  mengidentifikasi informasi yang berguna dan pengetahuan dari sebuah basis data yang besar.

Data  mining dapat  menjadi  suatu  langkah  yang  dilakukan  untuk pengambilan  keputusan. Dalam  sistem pengambilan  keputusan,  data  mining dapat  dikategorikan  dalam  sub  sistem  manajemen  model. Hal  tersebut  dapat dilihat berdasarkan pada gambar di bawah ini:



Gambar Proses Data Mining dalam Pengambilan Keputusan

Data  mining  dapat  mempercepat  analisis  dengan  memfokuskan  perhatian terhadap  variable-variable  yang  paling  penting. Dengan  kemampuan  sistem komputer  yang  semakin   cepat,  sekarang  banyak  organisasi-organisasi  untuk memulai  menerapkan aplikasi data  mining. Setiap  aplikasi  data  mining  biasanya didukung  dengan  sekumpulan  algoritma  sebagai  untuk  mengambil  relasi  dalam data.
 
Pendekatan pengambilan keputusan dibedakan berdasarkan kelas masalah yang akan dipecahkan. Adapun kelas-kelas masalah tersebut adalah Classification, Clustering,  Association,  Sequencing,  Regression,  Forecasting,  Teknik lain(metode-metode  kecerdasan  buatan  yang  didalamnya  termasuk  reasoning,
fuzzy logic, dan algoritma genetic).
 
Aplikasi-aplikasi  data  mining  telah  banyak  digunakan.  Diantara  contoh penggunaan  data  mining  adalah pada  bidang pemasaran, perbankan, retail  dan penjualan, manufaktur dan produksi, perdagangan saham, asuransi, pemerintahan dan pertahanan, transportasi,  kesehatan, penyiaran dan kepolisian.





0 Konsep Val IT Framework

Gambar Inisiatif Val IT Framework
Konsep Val IT Framework
Val IT  diprakarsai oleh Information Technology Governance Institute (ITGI) melalui pengalaman sekumpulan tim yang terdiri dari para praktisi, akademisi, serta praktek-praktek, beberapa metodologi, dan penelitian untuk mengembangkan kerangka kerja Val  IT. Perkembangan  kerangka  kerja  Val  IT  ini  melalui  beberapa  aktivitas penelitian,  publikasi  dan  layanan  pendukung.  Inisiatif Val  IT  ini  diilustrasikan  pada gambar di samping ini.
 
Berdasarkan  gambar  disamping Val  IT  memberikan  pedoman,  proses-proses  dan dukungan  praktis  untuk  membantu  pimpinan  dan  manajemen  ekskutif  dalam memahami  dan  melaksanakan  peran  yang  sesuai  dengan investasi  teknologi informasi.   Val  IT  memfokuskan  pada  keputusan  investasi (are  we  doing  the  right things?) dan merealisasikan keuntungan (are we getting the benefits?). 


Kamis, 17 Mei 2012

0 Pengenalan BPMN (Bagian 2)





Flow Objects dihubungkan bersama-sama dalam suatu diagram untuk menciptakan struktur rangka dari suatu proses bisnis. Ada tiga penghubung objek yang disediakan oleh fungsi ini. Penghubung itu adalah seperti tersebut pada gambar di bawah ini:

(1.) Sequence Flow - direpresentasikan dengan sebuah gambar garis yang solid dengan kepala panah yang solid juga. (lihat gambar dengan lingkaran angka 1) dan digunakan untuk menunjukan urutan (sekuen) aktivitas yang akan dilakukan dalam suatu proses. Catatan bahwa istilah "control flow" secara umum tidak digunakan dalam BPMN.

(2.) Message Flow - direpresentasikan dengan garis terputus-putus dengan kepala panah terbuka (lihat gambar dengan lingkaran angka 2) dan digunakan untuk menunjukan alur dari pesan antara dua partisipan proses yang terpisah (business entities atau business roles) yang mengirim dan menerima pesan tersebut. Dalam BPMN, dua pool yang terpisah dalam diagram akan merepresentasikan dua partisipan.

(3.) Association - direpresentasikan dengan garis titik-titik dengan kepala panah berbentuk garis (lihat gambar dengan lingkaran angka 3) dan digunakan untuk menghubungkan data, text dan artifak lain dengan flow object. Association digunakan untuk menunjukan input dan output dari aktivitas.

 
Tiga Jenis Penghubung Objek

Untuk pemodel yang menginginkan tingkat presisi yang rendah untuk menciptakan model proses bagi pendokumentasian dan tujuan komunikasi, elemen inti ditambah dengan penghubung akan menyediakan kemampuan menciptakan diagram yang mudah dimengerti.

Gambar contoh proses bisnis sederhana.

Untuk pemodel yang menginginkan tingkat presisi yang lebih tinggi dalam membuat model proses, akan menggunakan analisis yang lebih detil atau akan mengatur dengan  Busi ness Process Management System (BPMS), detil tambahan akan ditambahkan kepada elemen inti dan ditampilkan melalui penanda internal.

 
Gambar Sebuah segmen proses yang lebih detil.














 

Blog CIO Indonesia Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates