Knowledge management (KM) menyediakan kerangka kerja untuk mengelola pengetahuan. KM terdiri atas empat komponen utama, yaitu: people; knowledge, business process, dan technology. People adalah komponen utama yang menerapkan KM, knowledge adalah komponen dasar yang dikelola dalam KM; dapat berupa informasi dan konten seperti dokumen teks, gambar, file audio dan video, konten web, dan sebagainya; business process merupakan landasan kebijakan, arah pelaksanaan KM, dan sebagainya, dan technology merupakan pendukung dalam penerapan KM. Secara garis besar proses pada aplikasi KM terdiri dari:
1. Acquiring, adalah proses akuisisi knowledge ke dalam aplikasi KM.
2. Storing, adalah proses menyimpan hasil akuisisi knowledge, knowledge direpresentasikan sesuai dengan representasi penyimpanan dalam storage.
1. Acquiring, adalah proses akuisisi knowledge ke dalam aplikasi KM.
2. Storing, adalah proses menyimpan hasil akuisisi knowledge, knowledge direpresentasikan sesuai dengan representasi penyimpanan dalam storage.
3. Appraising, adalah proses penaksiran terhadap knowledge yang sudah disimpan untuk menjawab pertanyaan atau query.
4. Extracting, adalah proses pengambilan (retrieval) knowledge, yang kemudian akan di ekstrak untuk digunakan oleh pengguna. Proses extracting membutuhkan hasil proses appraising untuk menentukan knowledge yang
sesuai dengan request pengguna.
sesuai dengan request pengguna.
5. Sharing, adalah proses dimana knowledge yang tersimpan dalam aplikasi KM di-share secara luas.
Jumlah knowledge yang disimpan dalam aplikasi KM akan terus bertambah seiring waktu. Pertambahan jumlah knowledge tersebut mendorong munculnya kebutuhan terhadap suatu mekanisme pengorganisasian knowledge yang baik, dan yang dapat memfasilitasi pencarian dan pengambilan knowledge yang tepat dalam
waktu yang cepat.
Klasifikasi dokumen berkaitan erat dengan aktifitas pencarian dan pemanggilan kembali dokumen atau informasi. Gambar dibawah ini menjelaskan hubungan tersebut :
Dalam proses retrieval dokumen, pengguna menentukan informasi yang dibutuhkan dan merepresentasikannya dalam bentuk query kepada sistem. Sistem kemudian menganalisis query dan mencari dokumen yang relevan dengan query pengguna pada tempat penyimpanan dokumen. Pengklasifikasian dokumen memungkinkan sistem menemukan dokumen dengan tingkat relevansi yang tinggi dalam waktu yang lebih cepat.
Referensi:
Goller, et.al. (2000), Automatic Document Classification: A Thorough Evaluation of Various Methods, Proceedings of International Symposium on Information Theory and Its Application, pp. 145-162, USA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar